Minggu, 22 Mei 2016

Priority Seat



Ketika gw udah menginjak kehamilan 5bln banyak orang yang mengkhawatirkan gw tetep menggunakan commuterline. kenapa gw masih menggunakan commuterline (“KRL”)  itu karena despite all the chaos masih lebih reasonable naik KRL. Salahkan gw yang ga bisa nyetir dan ga punya supir, jadi gw harus berjuang sendiri ke kantor. gw pernah 1 mgg full menggunakan taxi dan mbltaxi lainnya, selain karena macet jakarta yang semakin asoy dan bkn hanya kantong bolong tapi jam tempuhnya yang gila2an. akhirnya i have no option still use KRL.

Sebetulnya KRL telah memudahkan bagi penumpang berkebutuhan seperti gw yg hamil ini  disebut sebagai priority seat. Seperti yang mungkin sudah diketahui para pengguna kereta, kursi ini adanya  di setiap ujung dari sebuah gerbong dan berkapasitas sekitar 3-4 orang di masing2 sisi kereta (tergantung besarnya pantat masing2 :-p ). Kursi ini diutamakan untuk diduduki oleh :
1. Penyandang cacat atau orang yang cedera seperti patah tulang kaki
2. Ibu Hamil
3. Orang yang membawa anak kecil
4. Lansia



Petugas pun tak henti-hentinya mengingatkan para penumpang untuk mengingatkan penumpang lain dalam hal ini.

Tapi setelah 7 bulan jadi orang hamil, ga serta merta gw bisa naik kreta trus orang dengan kesadarannya sendiri ngasih tempat duduk, gw harus tarik urat teriak-teriak bilang “Ada yang TIDAK Hamil?”..... tiap gw naik kreta.  berikut adalah orang2 yang selama ini gw temui yang ga punya otak dan ga bisa baca soal kursi prioritas ini :

1. Pura-pura HAMIL
Ada perempuan muda, kurus ceking dan mengaku dia hamil. bisa aja sih hamil tp tetep kurus “Pengen banget” tapi gw perhatiin pas dia naik krl dia ga langsung otomatis mengarah ke kursi prioritas, kalo dia hamil pasti dunk udah tau bakal duduk di kursi itu. tapi begitu dia duduk tidur dan sedikit ngiler ga mau bangun deh.... dan pas ada orang-orang yang berhak sama kursi itu tetiba bilang “saya hamil”...

2. Ibu-ibu not so yet LANSIA

pengertian Lansia itu yang gw dapat dr sini kan kalo di Indonesia, ketika ia pensiun dari pekerjaannya pada usia 55 tahun. di Amerika Serikat, seseorang dikategorikan sebagai lansia pada usia 77 tahun, yang didahului masa pra lansia yaitu usia 69-76 tahun. Bagi orang Jepang kesuksesan justru dimulai pada usia 60 tahun. Dan banyak wanita Jepang yang masih bekerja pada usia 60 tahun ke atas. Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan usia 60 tahun sebagai titik awal seseorang memasuki masa lansia. Karena itu tidak ada tolok ukur yang jelas kapan seseorang memasuki masa lansia.

Nah suseh dah kalo di sini, ibu2 bergincu crong dan masih gunain seragam PNS (which is pasti blon 55thn dunk) selalu memandang dirinya seorang lanjut usia. pdhal kalo dia ngejar atau masuk kreta kaga mau kalah sm yg muda, dorong terus.... menurut pengalaman gw selama ini ibu2 ini yang hatinya paling batu, dan paling ga bergeming kalo ada yang minta kesadarannya. ckckckckck....

3. Sakit Kaki

Well yang ini mana bisa di tes ya ketika dia bilangnya dia sakit kakinya. pernah ada yg bilang sakit kakinya pas turun yang ga ada peronnya dia loncat lohhhh weceeeee... sakit kakinya lupa ya bu?....

4. Pura2 tidur
Walau dibangunin kaya apapun tetap loh dia pulesssss, akhirnya yang punya hak ngalah aja deh ya.

5. Suruh cari Kursi yang lain
Pasti ibu2 sih ini.... bisa nyuruh2 orang yang punya hak ke tempat lain. dan biasanya masuk ke kriteria yg ke 2 di atas.

Susah yang bangsa ini, soal hak kecil aja suka diembat orang gimana soal duit gede, jd ga heran kalo korupsi, orang disini kalo udah duduk suka lupa berdiri. padahal kalo kamu rela berdiri dan kasih tempat duduk itu buat orang yang berhak itu udah jadi kebaikan koq. posisikan diri lo jadi orang yang emang nggak sekuat dan sesehat lo yang harus berdiri sepanjang perjalanan. pahala juga bukan?.... ntar dibalas sm Tuhan deh percaya deh, jangan ragu ya buat kebaikan buat orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar