Selasa, 12 Juni 2012

Roseola

Like i said before, pas family day di bandung abel demam. Sejarah demam abel itu ga pernah tembus 38,5 derajat jadi itu parasetamol jarang di minum .. cieeee RUM ya bunda?... hihihihihi


nah pas hari kamis malam demam abel ga begitu tinggi cm 37 derajat, jumat 38,5 derajat gw minumin lah parasetamol, eh pas sabtu tembus juga loh 41 derajat, minggunya turun ke 37 derajat. Makan minum ga mau, lemes, agak batuk dan rewelnya luar biasa.


Hari senin kita langsung ke RSP* untuk nemuin dr Margaretha, di observasi ga ada tanda-tanda influenza atau HFMD. Tapi kelihatan lemes dan karena sempet panas tinggi 41 derajat maka di minta untuk test darah untuk make sure apakah ini DBD atau tidak?


Hasil test darah menunjukan adanya negatif DBD tapi tromobistnya turun banyak jadi 140rb yg sharusnya 200rb.  nah walau negatif DBD kemungkinan juga bisa positiv. disini kita disuruh cek apakah disekitar rumah ada yang DBD.


Sempet kejadian panik waktu kita kali ke 2 ke dr Etha abis cek darah, ada suster sotoy ujuk2 dateng nanya mau kelas berapa karena pasti dirawat ini. Suami istri ini langsung paniknya luar biasa, bundanya mah udah nangis. pas ketemu dr etha diterangin soal hasil testnya dan dibilang dirawat di rumah aja dgn perjanjian kl trombositnya besok ga naik2 ga punya pilihan harus di rawat.  kl naik dikit aja berarti akan tetap nangis.


abis dari dokter semua orang berusaha untuk kasih mnm abel sebanyak mungkin, dr RS ke gading lumayan 1 botol aqua 150 ml abis. Di rumah gw buatin jelly + cookies dan sup ayam.


Pas malem lg seka kaget koq badan abel penuh dgn bercak2 merah jgn2 ini campak?.. besok paginya langsung sms dr etha dan dijawab itu Roseola dan disuruh cari tahu ttg roseola dulu sm dokter.


heres some information bout Roseola yang gw dapat dr sini


"Roseola infantum. Nama cantik seperti bunga mawar ini adalah penyakit infeksi pada bayi yang gejalanya antara lain timbul bercak-bercak kemerahan di kulit seperti bunga mawar (sehingga disebut roseola). Infeksi ini kebanyakan diderita bayi umur 6 bulan sampai 2 tahun (infant). Namun, angka kejadian paling tinggi ditemukan pada bayi umur 6-12 bulan. Penyakit ini dikenal juga dengan nama exanthem subitum.
  • Demam antara 39–40°C selama 3 hari. Bila ada riwayat kejang dalam keluarga, demam dapat disertai kejang. Bayi seringkali terlihat lemah tidak bertenaga, rewel, dan cepat mengantuk.Turunkan demamnya. Beri obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti asetominofen dan ibuprofen, baik dalam bentuk obat tetes atau sirup. Jangan gunakan aspirin, sebab bila bereaksi dengan virus dapat memicu timbulnya sindroma Reye (menyebabkan pembengkakan hati dan otak).
  • Ruam kemerahan muncul setelah demam turun. Ruam bisa muncul di seluruh tubuh, atau hanya pada bagian tertentu seperti sekitar wajah, leher dan dada. Bila bercak tersebut ditekan, akan terlihat bekas seperti halo (berbentuk bulat berwarna putih seperti awan). Ruam ini tidak berubah menjadi bernanah atau timbul cairan, dan tidak gatal. Mata bayi biasanya berair dan terlihat kemerahan, bibir pecah-pecah. Umumnya, bercak akan berubah warna menjadi hitam kecokelatan, hilang dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu.
  • Lainnya: diare, batuk, pilek dan radang tenggorokan.
  • Komplikasi. Selain kejang, komplikasi lain yang mungkin timbul –meski sangat jarang terjadi– adalah pembengkakan kelenjar limfa di leher dan radang selaput otak (meningitis). Selain itu, dapat pula terjadi komplikasi yang berat seperti radang paru (pneumonia), yang dapat berakibat fatal.

  • Ulah virus. Virus herpes tipe 6 (HHV-6) dan 7 (HHV-7) adalah biang keladi penyakit ini. Lebih dari 75% roseola infantum di Indonesia disebabkan virus herpes tipe 6 (HHV-6). Penularan penyakit ini biasanya akibat terkena percikan ludah penderita. Misalnya, tertular dari bayi lainnya ketika Anda membawa bayi periksa kesehatan rutin atau imunisasi di dokter. Bayi yang mungkin menularkan penyakit ini belum tentu menunjukkan gejala. Sebaliknya, bayi yang tertular akan menunjukkan gejala-gejala berikut.
    Bedanya dengan campak. Ruam pada roseola infant timbul setelah demam anak turun, sementara pada campak muncul pada saat demam sedang tinggi.
    Atasi dengan:
    • Kompres si kecil. Gunakan handuk atau lap bersih yang dibasahi air hangat. Tidak disarankan mengompres dengan es batu, air dingin, atau alkohol. Juga, jangan memandikan si kecil dengan air dingin.
    • Beri banyak cairan, untuk mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan berkeringat. Cairan yang diberikan bisa berupa ASI, air putih, larutan gula garam, cairan elektrolit (oralit) atau kaldu.
    • Bawa ke dokter atau rumah sakit, bila si kecil kejang, kesadarannya menurun, sesak napas, atau tidak mau makan dan minum.
    • Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 5–15 hari, dan umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu.
    Roseola infantum sering disebut sebagai penyakit ke-6 atau sixth disease. Sebab, gejalanya yang berupa bercak kemerahan pada kulit, mirip dengan lima jenis penyakit lainnya. Urutan lima jenis penyakit yang memiliki gejala serupa itu adalah campak (penyakit 1), penyakit Dukes (penyakit 2), campak Jerman (penyakit 3), penyakit Scarlet (penyakit 4), dan eritrema infeksiosum (penyakit 5). Dari kelima jenis penyakit tersebut, roseola infantum kerap salah didiagnosa dan dianggap penyakit campak Jerman."

    karena ga ada obatnya cm kuncinya jgn sampai dehidrasi dan anaknya ga demam lagi jadinya gw tenang. malah setelah 2 hari itu bercak2 ilang aja loh..


    alhamdulilah dr etha wise banget untuk nyuruh observasi dulu sampe selasa untuk make sure apa penyebab sebenarnya, ga kebayang kl kemarin langsung di rawat dan diinfus, such a waste aja kan. serius deh punya dokter anak juga emang harus milih2 kadang2 emang orang tua yang panik jadi sasaran empuk rumah sakit dan berujung sm anak yg over treatment.


    oh iya sekedar saran kalo anak demam sebaiknya di catat ritmenya, ternyata naik turun demam ini bisa menunjukan gejala penyakitnya.


    Setelah ruamnya keluar malah anaknya luar biasa lincahnya.





    sehat2 terus ya nak



    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar